HYDROQUINONE

Ajaibnya dia merangsang pigmen emosi lebih cerah per hari,
membuat kenangan seakan-akan abadi dan fleksibel,
lentur untuk dibongkar pasang dalam teka-teki Aphrodite.
Ajaibnya aku percaya bahwa dia akan membuatku utuh,
menjadikanku sang perawan, menjadikan sang tertawan.
Aku memerlukannya seperti sepenggal daun ganja,
seperti bajingan memerlukan pukulan keras di kepala!
Ah! Kalau sudah aku tertipu, aku bagai diombang-ambing angin
macam layangan aku terbang, macam enteng benar aku ini!

Kiranya dia harus sadar, aku butuh sapuannya per hari
karena jika tidak, aku seperti bergantung pada pasak
siap-siap mati--bergerak sedikit, sudah mampus aku ini.

Aku tidak berbicara dengan satu benda, aku berbicara
pada orang mati, yang dijatuhi kutukan dari bukan orang.
Aku tidak mau bersujud pada sesuatu yang bukan dewa,
bukan dewa yang tidak mau aku sujud, tapi aku mau
dia bisa membuatku bersujud. Seperti aku kena kutuk;
macam aku bisa dikutuk untuk selamanya bengkok membungkuk!

Di mana dia? Sekarang tidak jelas, ha ha ha aku dipecut tenang.
Setiap hari hanya bisa merasakan gatal perih merata
di sekujur rupa dan dada; aku adalah manusia terjelek, jelek!
Aku enggan melihat cermin, brengsek! Brengsek! Buang jauh-jauh!
Sekarang aku tertidur di pojokan galaksi antah berantah,
menunggu sampai dia datang menjemput atau.. sampai aku bisa
mendengar suara letusan senapan setelah aku mati.

13 Februari 2009
ALEX JHON - PROSA LYRIK